Selamat Datang

Ahlanwasahlan Para Pecinta Rasulullah SAW

Senin, 25 April 2011

Naik turunnya iman seseorang

Saudaraku yg kumuliakan,
sungguh cinta makhluk kesemuanya akan fana, manusia hanyalah seonggok tulang, daging, darah, yg terbungkus kulit dan diisi ruh oleh Allah swt dan perasaan, maka sungguh jika kita ditinggal atau dikecewakan seonggok tulang, daging, darah dan kulit ini, jangan sampai kita terguncang, karena sungguh barangkali dibelakang itu semua terdapat hikmah yg luhur,

memang iman itu naik dan turun, dan jika sedang saat menurun dan risau, ingatlah mati..,

ketika tangan tangan para kekasih mengusung kita dan menurunkan tubuh kita kedalam lahad dengan airmata kesedihan, tahukah keadaan kita?, seluruh tali pengikat kafan dibuka, lalu wajah dibuka dari kafan..

tubuh ditaruh dalam posisi miring menghadap ke kanan yaitu kiblat, lalu punggung kita diganjal batu bata agar tubuh tidak terlentang lagi, yaitu tetap miring menghadap kiblat, dan wajah kita ditempelkan ke dinding kubur, agar terus wajah kita mencium tanah dinding kubur yg lembab itu....

lalu kayu kayu papan ditaruhkan diatas tubuh kita bersandarkan dinding kubur, menutup seluruh tubuh kita agar tanah tidak langsung menimpa tubuh, lalu tanah mulai ditumpahkan diatas tubuh kita..

setelah itu kita sendiri disana..., dalam kesempitan dan kegelapan.., panas.. gelap..

sendiri.. bukan sebulan atau dua bulan, tapi bisa ratusan tahun atau ribuan tahun sendiri..

tak bisa curhat..., tak bisa berhubungan dg siapapun.., tak bisa bergerak kemana mana..., tak ada pemandangan, tak ada warna, yg ada hanya kegelapan dan kegelapan.., menunggu dan menunggu.. ribuan tahun.. sendiri..

yg ditunggu adalah sidang akbar pertanggungan jawab.. harap harap cemas diselingi putus asa dan penyesalan.. itulah yg terus menghantui kita kelak..

ketika mengingat ini maka leburlah segala kekerasan hati, iapun mencair, dan jiwa terpanggil untuk sujud sambil menangis, mengadu pada Allah jika ingat akan hal itu karena hanya Dialah yg melihat keadaan kita saat itu..

hanya Dialah yg ada saat itu.. untuk inilah kita mendekat pada Nya.. agar Dia swt tak melupakan kita saat itu dan mengasihani kita yg telah terbujur kaku didalam tanah lembab ribuan tahun..

cinta Nya abadi.., dan cinta selain Nya swt adalah fana..

Allah swt itu sangat Indah, dan akan semakin indah terasa, dengan hubungan batin kita yg semakin banyak meninggalkan larangannya dan mematuhinya, Dia swt akan mengalirkan cinta kepada hati hamba Nya sehingga hamba Nya mulai tergila gila pada Nya swt,

nah.. inilah sorga terindah sebelum mereka mengenal sorga, dan kelak mereka melihat keindahan Allah, dan Allah jadikan tempat tinggal mereka di sorga, dan sungguh jika disuruh memilih untuk tinggal di neraka namun boleh melihat keindahan Allah maka semua mereka akan meninggalkan sorga dan masuk keneraka,

sebagaimana diriwayatkan ketika seorang hamba yg terakhir keluar dari neraka setelah mungkin ratusan ribu tahun dihancur leburkan di api neraka, setelah jutaan kali tubuhnya dihidupkan kembali dan disiksa, lalu ia dihadapkan pada Allah.., ia melihat Allah.., lalu Allah bertanya padanya, hambaku, berapa lama kau di api neraka?, hamba itu berkata : "aku tak pernah merasakan siksa neraka..".

kenapa?, hilang seluruh kepedihan neraka karena melihat keindahan Allah swt...,

nah.., namun Allah menempatkan hamba hamba yg rindu pada Nya adalah di sorga, merekapun mau masuk sorga karena diperintah Allah,
mereka meminta sorga karena tahu sorga adalah tempat terdekat pada Allah,
mereka mendambakan sorga karena itu tempat prang yg dicintai Allah,
mereka mengharap sorga karena di sorga lah mereka akan sering berjumpa dan melihat Allah..

semoga Allah swt menggantikan segala musibah itu dg anugerah, wahai Allah sungguh firman Mu adalah sumpah Mu yg Kau sampaikan pada kami, bahwa : SUNGGUH BERSAMA KESULITAN ADALAH KEMUDAHAN, DAN SUNGGUH BERSAMA KESULITAN AKAN DATANG KEMUDAHAN (Al Insyirah 6-7)

maka Demi sumpah Mu itu Wahai Allah segerakanlah bergantinya musibah mereka dg kemudahan dan anugerah, amiin.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a'lam

Kamis, 21 April 2011

Berdusta Atas Nama Rasul SAW (Majelis Rasulullah SAW)

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : سَمُّوْا بِإِسْمِيِ، وَلَا تَكْنُوْا بِكُنْيَتِيْ، وَمَنْ رَأَنِي فِي الْمَنَامِ، فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَان لَا يَتَمَثَّلُ صُوْرَتِي، وَمَنْ كَذِبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأُ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :
“Berilah nama dengan namaku, dan janganlah beri gelar dengan gelarku, barangsiapa yang melihatku dalam mimpi maka sungguh ia telah melihatku, dan sungguh syaitan tak mampu menyerupaiku, barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya ia mengambil (bersiap) tempatnya di neraka” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menciptakan alam semesta ini dan menjadikan setiap yang ada di alam semesta sebagai penuntun kepada keindahan-Nya, penuntun pada keagungan-Nya, sebagai penuntun bahwa Dia lah Yang Maha Ada dan Maha mengatur segala sesuatu. Semakin seorang hamba menghayati segala sesuatu yang ada di alam ini maka ia akan semakin memahami bahwa ia sangat tidak berdaya dibanding dengan Sang Maha Pencipta. Sungguh Sang Maha Raja alam semesta membukakan bagi kita hikmah-hikmah Ilahi dari waktu ke waktu dan dari zaman ke zaman, dan Allah subhanahu wata’ala telah menuntun hamba-hamba-Nya, hamba yang baik akan disiapkan baginya kebaikan, dan hamba yang jahat selalu dinanti untuk kembali kepada kelompok yang baik , Dialah ( Allah ) hakikat Yang Maha Baik dan mengawali kebaikan serta membagi-bagikan balasan-balasan luhur di dunia dan akhirah, sebagaimana firman-Nya subhanahu wata’ala :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
( البقرة : 186 )
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” ( QS : Al Baqarah : 186 )
Jika seseorang bertanya kepadamu (sayyidina Muhammad) tentang Allah, bagaimana wujudnya, seperti apa sifatnya dan yang lainnya, maka pertanyaan-pertanyaan itu diringkas hanya dengan satu jawaban “Aku (Allah) dekat” dimana jawaban itu membuat seorang hamba dekat dengan Allah subhanahu wata’ala. Betapa indahnya jawaban Allah bagi yang bertanya tentang “Aku dekat”, namun dekatnya Allah bukan dekat dengan jarak , karena Allah subhanahu wata’ala Yang menciptakan jarak maka tidak bisa diukur dengan jarak, Allah itu dekat tanpa sentuhan dan jauh tanpa jarak, Allah Maha dekat bahkan lebih dekat dari urat leher kita bukan berarti DIA berada sangat dekat dengan kita, atau bahkan kedekatan-Nya lebih dari itu karena jarak bisa diukur dengan jauh atau dekat, mulai dari seorang hamba di alam ruh sampai masuk ke alam rahim kemudian lahir ke dunia, dan masuk ke alam kubur dan yang selalu bersama kita hanyalah Allah, maka hakikatnya Yang Maha Dekat hanyalah Allah subhanahu wata’ala namun tidak terlihat oleh mata kita, tetapi Dialah Yang Maha Dekat, terkadang secara logika hal ini sulit untuk diterima namun tidaklah mustahil, sebagaimana kita tidak melihat bulu mata kita padahal berada paling dekat dengan kita, dan kita tidak mendengar aliran darah yang mengalir di telinga padahal lebih dekat dari semua yang ada di telinga kita, namun Allah subahanahu wata’ala lebih dekat dari itu, dan makna “dekat” disini memiliki makna lebih, bukan dekat dengan jarak tapi yang dimaksud adalah dekat kasih sayang-Nya, dekat pengampunan-Nya, dekat kelembutan-Nya. Dia (Allah) menjawab seruan hamba jika ia memanggil-Nya. Namun jangan samakan dengan makhluk, karena jika makhluk memanggil maka dia akan menjawab dengan suara, namun Allah menjawab bukan dengan suara yang terdengar oelh telinga kita, tetapi menjawabnya dengan rahmat dan anugerah dan kasih sayang-Nya yang mana jawaban itu jauh lebih agung daripada sekedar jawaban suara. Maka memohonlah pengampunan doa kepada Allah karena Allah akan mengabulkannya dengan rahmat dan kasih sayang-Nya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Hadits yang telah kita baca malam hari ini bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
سَمُّوا بِاسْمِي وَلَا تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي
"Berilah nama dengan namaku, namun janganlah memberi kuniyah (gelar) dengan kuniyah ku." 
Merupakan hal yang sunnah bagi setiap muslim untuk memberikan nama dengan nama “ Muhammad” atau dengan nama-nama yang lainnya seperti Abdullah, Abdurrahman, dan lainnya boleh-boleh saja dengan nama-nama yang lain tetapi yang sunnah adalah memberi nama dengan menggunakan nama nabi kita “Muhammad“ shallallahu ‘alaihi wasallam, namun jangan menggunakan gelar Rasulullah yaitu “Abu Al Qasim”. Dalam hal ini ada perbedaan pendapat,, sebagian ulama’ ada yang mengatakan larangan itu hanya ketika di zaman nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saja, karena di saat itu ada seseorang yang mempunyai putra yang bernama Qasim kemudian dipanggil juga dengan panggilan Abu Al Qasim maka orang itu pun menoleh dan Rasulullah juga menoleh, maka Rasulullah saw melarang untuk menggunakan gelar beliau shallallahu ‘alaihi wasallam di masa hidup beliau. Dan sebagian pendapat ulama’ mengatakan bahwa maksud hadits tadi gelar Rasulullah yang tidak boleh digunakan adalah sebutan “Rasulullah“ yang artinya utusan Allah, maka hal ini tidak diperbolehkan, adapun penggunaan nama majelis Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam hal ini tidaklah masalah, atau dengan menggunakan nama Muhammad Habibullah yang artinya Muhammad kekasih Allah. Namun sebagian pendapat mengatakan bahwa larangan itu hanya ketika masa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saja, adapun setelah beliau wafat dan di masa sekarang hal itu diperbolehkan (gelar Abul qasim). Dan selayaknya jika kita memberi nama awali dengan nama nabi kita “Muhammad” kemudian disambung dengan nama yang kita inginkan. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَمَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي
“Barangsiapa melihatku di waktu tidur maka dia benar benar telah melihatku, karena syeitan tidak dapat menyerupaiku”
Betapa indahnya wajah beliau sehingga Allah melarang syaitan untuk menyerupainya. Jadi jika seseorang bermimpi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam namun sangat jauh dengan sifat-sifat nabi, misalnya wajahnya gelap atau ada sesuatu yang kurang indah maka hal itu adalah cermin dari hati yang kurang baik. Maka semakin tinggi iman seseorang maka ia akan semakin sempurna dalam melihat wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam mimpinya, namun mimpi melihat Rasulullah atau tidak janganlah dibuat sebuah acuan akan cinta kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
“ Saya sudah membaca shalawat sekian banyak tapi kok tidak juga bermimpi bertemu Rasulullah ?!”,
yakinlah bahwa Rasulullah menjawab shalawat dan salam mu, mungkin saja kenikmatan itu akan dilimpahkan kelak saat kita dalam keadaan sakaratul maut, atau di hari-hari yang telah dekat dengan kematian kita, atau mungkin kelak di hari kiamat. Diriwayatkan dalam sebuah riwayat yang tsiqah bahwa ketika salah seorang shalih bermimpi bertemu Rasulullah, dimana dia adalah orang yang selalu rindu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang tidak pernah tidur kecuali setelah air matanya mengalir karena ingin berjumpa dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka dia pun sering melihat Rasulullah di dalam mimpinya, lalu di dalam mimpi itu ketika di padang mahsyar ia melihat kumpulan manusia yang memenuhi padang mahsyar, mereka saling tindih satu sama lain, yang masing-masing ada yang berubah wajahnya, ada yang berbau busuk dan lain sebagainya, kesemuanya dalam keadaan yang sangat bingung, ketika itu tiba-tiba barisan para malaikat melintas dan lewatlah rombongan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para nabi, syuhada’, para awliyaa’ dan shalihin, maka orang shalih tadi hanya melihat dari kejauhan dan tidak bisa mendekat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena desakan para malaikat yang membatasi orang-orang yang mendekat, ketika barisan para malaikat itu melintas maka lewatlah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan orang shalih itu tidak bisa mendekat apalagi berbicara kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ia di dalam mimpi itu dia berkata kepada orang yang berada di sebelahnya: “jika kelak kamu bertemu dengan Rasulullah maka sampaikan salamku bahwa aku rindu kepadanya, dulu di masa hidupku di dunia aku selalu merindukan Rasulullah, jika aku masuk neraka sampaikan kepadanya bahwa aku telah berada di tempat yang layak untukku sebagai pendosa (yaitu neraka)”,
maka setelah ia berkata demikian barisan yang melintas tadi tiba-tiba berhenti karena Rasulullah berhenti, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berbalik dan berkata : “ wahai Fulan, aku tidak melupakan orang yang merindukanku”,
lalu beliau membuka kedua tangannya kemudian orang itu berlari dan memeluk sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan menciuminya. Semoga kita diberikan anugerah oleh Allah untuk bermimpi bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, amin. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
”Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia mengambil tempat duduknya di neraka”
Maka berhati-hatilah dari berdusta atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan mengatakan seseuatu dari beliau padahal tidak demikian. Oleh karena itu jika kita melihat riwayat Shahih Muslim di awal-awal nya adalah ucapan para sahabat yang sebenarnya berat untuk mengucapkan hadits-hadits nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Abu Hurairah RA berkata :
“ jika bukan karena aku telah mendengar hadits nabi بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً (sampaikanlah (sesuatu) dariku meskipun satu ayat), maka tidak akan aku mengeluarkan 1hadits pun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”,
karena takut dan khawatir jika ada kesalahan atau salah ucap dalam menyampaikan hadits-hadits tersebut. Maka banyak dari para sahabat yang diam dan tidak mau berbicara tentang hadits rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, banyak para sahabat yang tidak meriwayatkan satu hadits pun karena takut termasuk dalam hadits ini, diantaranya yg sangat sedikit meriwayatkan hadits adalah sayyidian Ali bin Abi Thalib Kw dimana jika beliau ingin menyampaikan maka yang beliau lebih banyak menyampaikan adalah ucapannya, beliau tidak berani mengucapka perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam padahal beliau tahu banyak tentang hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadirin hadirat, dan di saat ini kita dalam keadaan musim wabah penyakit aqidah yang banyak mendustakan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hadits yang shahih dikatakan dha’if, hadits yang dha’if diakatakan sebagai hadits mardud (tertolak atau palsu dll). Hadits dha’if tidak dapat digunakan sebagai dalil suatu hukum, namun selain dalil hokum, hadits dha’if boleh digunakan, dan banyak hadits dha’if yang digunakan untuk selain hukum, bahkan Al Imam Ibn Ahmad bin Hambal alaihi rahmatullah menggunakan hadits mulamasah (sentuhan pria dan wanita non muhrim tidak batal) sedangkan Al Imam Bukhari mendha’ifkan hadits itu, namun Al Imam Ibn Ahmad bin Hambal menggunakannya.
Jadi hadits dha’if pun jika dilihat oleh para imam dan para hujjatul islam bisa ada sandarannya dari Al qur’an atau hadits shahih maka mereka gunakan hadits dha’if tersebut, tidak seperti yang terjadi pada sebagian kelompok di zaman sekarang yang tidak mau menggunakan hadits dhai’f sehingga secara gampang menghukumi sesuatu dengan perbuatan bid’ah, syirik dan lainnya, hati-hatilah orang yang mendustakan ucapan Rasulullah saw itu bersiaplah untuk mengambil tempat di neraka jika hadits itu memang betul ucapan Rasulullah namun didustakan, mungkin dikarenakan masa kita sanagt jauh setelah Rasulullah 14 abad yang silam, mungkin karena perawi si fulan lupa sehingga terputus, maka dianggaplah dhai’if hadits tersebut karena hilang salah satu sanadnya. Maka para imam kita dan para ulama’ tidak langsung menghilangkan hadits-hadits dha’if, namun mereka tetap mengatakan bahwa hadits-hadits tersebut dha’if dan diperbolehkan beramal dengan hadits dha’if dalam fadhaail a’amal, (ibadah ibadah) demikian yang terdapat dalam madzhab Al Imam Al Syafi’i, maka jangan sembarangan membuang hadits dha’if, karena jika hadits itu memang betul ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan didustakan maka bersiaplah mengambil tempat di neraka, wal ‘iyadzubillah, semoga Allah melimpahkan hidayah kepada kita semua.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Selanjutnya saya ingin menyampaikan tentang program baru kita yang telah diinstruksikan oleh guru kita Al musnid Al Arif Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh yaitu halaqah (perkumpulan) Al qur’an, dan para jama’ah diharapkan untuk membuat halaqah ini, program ini mungkin sedikit aneh maka saya akan jelaskan agar para jamaah tidak kebingungan. Halaqah ini saya beri nama
HR (Halaqah Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam)
dengan prosuder kalian membuat group yang beranggotakan minimal 3 orang atau 2 orang jika suami dan istri, namun tidak boleh lebih dari 5 orang, kecuali anak-anak maka tidak apa-apa jika lebih dari 5 orang, dan mendaftar terlebih dahulu dengan mengambil nomer dari Ust. Syukran atau Ust. Muhammad Qalby, emngambil nomer untuk kita adakan khatam setiap malam selasa, halaqah ini seperti MLM (Multi Level Marketing) maka ajak orang-orang yang kalian kenal, misalnya di sekolah ajak 3 sampai 5 orang temanmu dan buatlah halaqah, kemudian nanti di rumah ajak ayah dan ibumu, jika punya istri atau suami maka ajak mereka juga, maka setiap orang bisa mempunyai halaqah 4 atau 5 halaqah jika mampu, adapun prosudernya adalah salah satu orang membaca Al Qur’an dan anggota yang lain mendengarkan dan menyimaknya, misalnya dalam kelompok ada 3 anggota A,B dan C, ketika A membaca Al Qur’an maka B dan C diam dan menyimaknya dan jika bacaan si A ada yang salah maka harus dibetulkan, begitu juga dengan anggota yang lainnya, maka dengan cara seperti itu kalian akan menjadi pembaca, pendengar dan sekaligus pengajar Al Qur’an, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam riwayat Al Imam Ahmad :
أَهْلُ اْلقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ
“Para Ahli Qur’an merekalah keluarga Allah dan pilihan – pilihanNya”
Al Imam Ibn Hanbal AR berkata bahwa cara yang terdekat untuk dicintai Allah adalah dengan Al Qur’an yaitu dengan membacanya baik dia memahaminya atau tidak maka dia akan semakin dekat kepada Allah subhanahu wata’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفاً مِنْ كِتابِ الله ِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْر ِأَمْثَالِهَا لَا أَقُوْلُ ، آلم حَرْفٌ ، وَلكِنْ ألِفٌ حَرْفٌ ، ولامٌ حَرْفٌ ، وَمِيمٌ حَرْفٌ
“ Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Alqur’an) maka baginya satu kebajikan dan setiap kebajikan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf ” (HR Tirmidziy)
Maka dalam ayat الم itu tidak dihitung satu namun dihitung ا ، ل ، م yang mana dalam setiap huruf terdapat pahala, maka semakin dekat kita kepada kalam Allah ( Al qur’an Al Karim ), dimana Al qur’an adalah surat cinta Allah kepada kita, maka jangan biarkan surat cinta itu berdebu di rumah-rumah kita, maka mulai sekarang halaqah ini dibuka pendaftarannya silahkan nanti selesai majelis bisa menghubungi Ust. Muhammad Qalby atau Ust. Syukran dengan cara sms atau telepon. Mengapa harus dengan nomer? Supaya kita tahu berapa jumlah anggota di halaqah kita, sebagaimana instruksi guru mulia juga. Jadi harapan kita adalah untuk menghidupkan kembali generasi Al qur’an, Alqur’an bukan untuk dijadikan sebagai pajangan, dimana zaman sekarang di rumah-rumah setiap orang muslim harus ada Alqurannya, bukan untuk dibaca namun sebagai simbol saja, maka marilah kembali kita hidupkan generasi Alqur’an dengan membuat halaqah dan membacanya setiap hari meskipun satu atau tiga ayat per hari, 10 ayat atau 100 ayat lebih bagus lagi, dan Rasulullah bersabda bahwa sebaiknya seseorang membaca Alqur’an setiap harinya 100 ayat , dan dalam riwayat lain Rasulullah bersabda bahwa sebaiknya dalam setiap satu bulan khatam satu kali dan hal itu adalah tingkatan yang menengah, sayyidina Utsman bin Affan RA menghatamkan Al qur’an setiap malam satu kali dan beliau berkata :
لَوْ طَهُرَتْ القُلُوْبُ لَمَا شَبِعَتْ مِنْ قِرَاءَة ِالْقُرْآنِ
"Seandainya sanubari itu suci, niscaya  tidak akan pernah kenyang (puas) dari membaca Al Qur’an.”
Maka dengan cara ini kita bisa mengistiqamahkan untuk membaca Al qur’an, dan bertempat dimana saja boleh, di masjid, di rumah, di sekolah, di kantor atau dimana saja, namun dengan cara berkelompok. Adapun untuk khatamnya setelah 2 atau 3 tahun lagi tidak masalah yang terpenting Al qur’an itu dibaca. Jika ada yang sudah biasa baca sendiri maka lanjutkan bacaannya dan buat lagi bacaan bersama kelompok, namun dengan semampunya jika tidak bisa maka jangan dipaksakan. Alhamdulillah hingga saat ini telah mencapai 100 halaqah dan mudah-mudahan bisa mencapai ribuan halaqah dan bisa puluhan ribu khatam, amin. Setelah majelis shalawat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit di wilayah kita, kita bangkitkan generasi Al qur’an dengan ribuan kali khatam insyaallah. Sebagaimana instruksi guru mulia untuk menghidupkan kembali generasi Alqur’an. Insyaallah malam selasa depan kita mulai ada khatam karena telah banyak jamaah yang sudah memulai membacanya, dan yang belum khatam maka lanjutkan saja bacaannya jangan mulai dari awal lagi. Jadi kembali kita menghidupkan generasi al qur’an, dengan kita memulainya dan halaqah ini terus berjalan hingga sampai pada keturunan kita kelak, maka kita mendapatkan pahala sebagai pembangkit Al qur’an Al Karim disaat Al qur’an hampir mati di rumah-rumah muslimin . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي فَلَهُ أَجْرُ مِئَةِ شَهِيْدٍ
“Barangsiapa yang berpegang dengan sunnahku ketika kerosakan ummatku baginya pahala seratus orang yang mati syahid”
Maka jika menginginkan pahala 100 orang syahid maka tidak perlu kita pergi ke medan perang. Dan dahulu di zaman para sahabat mereka membaca Al qur’an bersama-sama. Demikian yang ingin saya sampaikan, jika ada yang kurang jelas maka bisa ditanyakan kepada crew Majelis Rasulullah, selanjutnya yang kedua Majelis Akbar malam Senin yang akan datang di Jakarta Utara di masjid walikota, Alhamdulillah sekarang di wilayah Jakarta di setiap walikota kebagian jadwal maulid dan dzikir Jalalah setiap 5 minggu sekali, dengan harapan supaya Jakarta semakin makmur dan bersatu, kita semua merasa senang jika para masyarakat dan pemerintah bersatu dan sama-sama berdzikir. Selanjutnya kita berdzikir bersama agar Allah subhanahu wata’ala menenangkan kita, jiwa kita, kota kita, bangsa kita dan seluruh wilayah muslimin di barat dan timur. Dan semoga semua guru kita yang hadir dilimpahi rahmat dan keberkahan oleh Allah subhanahu wata’ala. Kita berdoa dengan kalimat yang terluhur dari semua kalimat, kalimat yang paling agung untuk diucapkan oleh setiap hamba, kalimat yang paling mulia untuk diucapkan setiap lisan..
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Peran pemuda membangun Islam

Pertama, Syekh Abdul aziz bin Baz rahimahullah berkata: ‘Para pemuda pada setiap umat, mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Dikarenakan dia mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Dan suatu umat tidak runtuh –seringkali – kecuali ada di pundak para pemuda yang punya kepedulian dan semangat menggelora. Musuh-musuh Islam telah mengetahui hakekat ini, maka mereka secepat mungkin membuat rintangan di jalannya atau merubah cara pandang (hidupnya). Baik dengan memisahkan dari agama atau menjauhkan dari kedekatan mereka diantara ulama’. Dan pendapat yang benar di umatnya atau dengan memberikan label yang membuat mereka lari atau dengan memberi sifat yang tidak benar. Mengkaburkan image yang Allah terangi pandangan mereka dalam masyarakatnya atau membuat profokasi (buruk) dari sebagian pemerintahan.’ Fatawa Syekh Ibnu Baz, 2/365.
Kedua, dari penjelasan tadi bahwa pemuda Islam mempunyai peran yang penting, kegiatan yang sangat strategis untuk membangkitkan dirinya dari apa yang diinginkan kepadanya agar menjadi penjaga agama terhadap apa yang hampir (mengenai kepadanya).
Mungkin bisa kita ringkas peran itu, kegiatan itu adalah sebagai berikut:
Pertama : Ilmu Agama
Allah berfirman,
هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” SQ. Az-Zumar: 9.
Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَىْ كُلِّ مُسْلِمٍ
‘Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim.’ HR. Ibnu Majah dan ia hadits hasan.
Maka ilmu agama ada wajib bagi setiap muslim, tidak mungkin orang bodoh memahami agamanya. Tidak mungkin membela dalam perkumpulan-perkumpulan dan milis-milis. Sementara orang bodoh, umat, kota, desa begitu juga keluarganya tidak dapat mengambil faedah darinya. Oleh karena itu bagi para pemuda, hendaklah bersegera (untuk mendatangi) halqah ilmu di masjid-masjid, markaz Islam. Dan menyingsingkan lengan baju waktu kosongnya untuk menghafal Al-Qur’an dan membaca buku-buku.
Berdakwah kepada Allah dan mengajarkan orang-orang
Allah berfirman,
( وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ) آل عمران/104
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” SQ. Ali Imroh: 104.
Berdakwah dan mengajarkan adalah zakatnya ilmu. Maka wajib bagi orang yang menuntut ilmu agama untuk menyampaikan kepada yang lainnya, dan memberikan saham agar dapat memberikan hidayah orang kafir masuk Islam serta memberikan hidayah orang yang berbuat kemaksiatan menuju istiqamah (dalam beragama).
Sabar atas gangguan orang
Allah berfirman –lewat nasehat Luqman ketika menasehati anaknya,
( يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ ) لقمان/ 17 .
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). SQ. Luqman: 17.
Merupakan suatu keniscayaan – seringkali – seorang dai ditimpa gangguan perkataaan atau perbuatan.  Hal itu jangan sampai menjadi penghalang dalam melanjutkan dakwah kepada Allah. Agar diketahui bahwa para Nabi dan para utusan telah menimpah kepada mereka hal serupa sangat banyak sekali, sementara dia tetap berjalan dalam petunjuk dan jalannya, maka hendaklah bersabar dan mengharap (pahala).
Mentaati perintah dan menjauhi larangan
Pemuda muslim adalah yang taat kepada Tuhannya Ta’ala. Tidak mendengar perintah agama, melainkan dia yang pertama kali melaskanakannya. Dan tidak juga larangan melainkan dia yang pertama kali menjauhinya. Layak bagi pemuda semacam ini mendapatkan pahala di hari kiamat di bawah naungan Arsy Tuhannya. Diwaktu matahari sangat dekat panasnya di atas kepada orang-orang. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
( سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إِلا ظِلُّهُ : الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ … ) متفق عليه .
“Tujuh (golongan) yang Allah naungi di hari yang tidak ada naungan melainkan naungan dariNya, Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ketaatan kepada Tuhannya..” HR. Muttafaq’alaihi.
Penyucian diri
Diantara kebutuhan pemuda muslim, dan kita harus memberi nasehat kepadanya, hendaknya menjadikan dirinya mempunyai  waktu untuk penyucian (jiwa). Sehingga dirinya lebih semangat untuk mendidik dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang mudah untuk dilaksanakannya seperti qiyamul lail, puasa di hari-hari utama, membaca wirid dan zikir harian. Ini adalah bekal pemuda agar tetap konsisten dalam jalan hidayah. Disertai komitmen sabar dari sesuatu yang diharamkan, menjaga pendengaran dari kemungkaran. Begitu juga anggota tubuh lainnya terjaga dari terjerumus apa yang menjadi marah Tuhannya dan tidak rela darinya.
Diantara yang selayaknya dijaga oleh pemuda muslim pada masalah ini adalah menjaga diri, sebagai realisasi dari wasiat Nabawi dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ketika berujar kepada pemuda:
( يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ) متفق عليه
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai.’ HR. Muttafaq’alaihi.
Kata ‘Al-Baah’ adalah kemampuan biaya pernikahan diantaranya mahar dan nafkah. Dan kata ‘Al-Wija’ adalah perisai, karena puasa dapat melemahkan gejolak nafsu.
Berkumpul di sekitar para ulama yang terpercaya
Allah berfirman,
( وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا ) النساء/ 83
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” SQ. An-Nisaa: 83.
Pemuda muslim jangan mengikuti perasaan dan semangatnya. Akan tetapi berjalan sesuai dengan jalan hidayah atas arahan para ulama’ terpercaya, para pakar yang mempunyai ilmu luas, pengalaman yang bermanfaat. Sehingga mengikuti jalan sesuai dengan nasehatnya, bekerja atas musyawarah darinya. Diharapkan hal itu lebih banyak bermanfaat untuk umat dan agamanya. Hal itu lebih terjaga dari propaganda membelokkan risalah kebenaran yang ditujukan kepada para pemuda dan (dapat) menyebarkan cahaya (kebenaran) di muka bumi.
Hendaknya menjadi contoh bagi orang-orang.
Ini adalah kondisi pencari ilmu, para dai kepada Allah. Maka pemuda muslim yang mengajarkan manusia dan mendakwahkan. Hendaklah jangan menyalahi perbuatan dari ucapannya. Bahkan dia selayaknya berakhlak mulia yang dia serukan. Melaksanakan ketaatan yang dia anjurkan kepada orang-orang. Dia sebagai contoh orang lain dalam (mengemban) amanah, istiqomah, kejujuran, menjaga diri dan akhlak wajib serta akhlak mulia lainnya.
Bangga dengan agamanya dan tidak mengikuti orang-orang kafir.
Allah berfirman dalam poin ini dan sebelumnya,
( قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ ) إلى قوله تعالى : ( لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ ) الممتحنة/ 4 – 6
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah.” (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.” SQ. Al-Mumtahanah: 4-6.
Kebanyakan yang kami lihat kelompok yang mengikuti orang kafir dalam pakaian, penampilan dan gerakannya adalah kelompok para pemuda. Sangat disayangkan. Oleh karena itu, peran penting bagi pemuda Islam adalah hendaklah dia bangga dengan agamanya. Tidak malu menampakkan syiar-syiar (agama). Tidak pura-pura ketika menunaikan ibadak kepada Penciptanya. Hal itu dapat membuat benci di hati orang-orang kafir. Prilakunya jangan menyerupai penampilan, begitu juga dalam pakaiannya. Hal itu menjadi panutan bagi para pemuda lain yang hanya ikut-ikutan budaya jelek barat yang kafir.
Berjihad dan mendermakan jiwa di jalan Allah
Umat Islam membutuhkan kekuatan pemuda Islam, oleh karena itu pemuda mengerahkan dirinya dengan mudah di jalanNYa untuk mengagungkan agamaNya. Ketika orang kafir menyerang negara Islam, maka secepat (mungkin) mempertahankan dan membela kehormatan umat Islam. Ketika keluarga dirampas, maka dia melindungi dan menjaganya. Dia dalam setiap kondisi sebagai tentara Islam. Dia terlihat dimana saja ketika dibutuhkan aktifitas dan kekuatannya. Sehingga dia dermakan dengan murah kepada Tuhannya Ta’ala. Teladanya akan hal itu adalah pemuda muslim dari kalangan para shahabat yang mulia. Seperti Ali bin Abi Tholib yang tidur di ranjang Nabi sallallahu’alaihi wa sallam di malam hijrahnya. Abdullah bin Abu Bakar radhiallahu’anhu dimana beliau mencari kabar Quraisy dan memberitahukan kepada Nabi sallallahu’alaih wa sallam dan Abu Bakar radhillahu’anhu. Seperti Usamah bin Zaid radhiallahu’anhuma ketika memimpin pasukan di dalamnya ada para shahabat senior radhiallahu’anhum.
Kami memohon kepada Allah agar memperbaiki kondisi umat Islam, dan menunjukkan para pemudanya untuk beraktifitas mendapatkan keredoan Tuhannya dan menjadikan sebagai petunjuk yang menerangi (jalan kebenaran).
Wallahu’alam .

Penyakit Cinta



artikel lalu, artikel “Kemana Cinta Harus Dilabuhkan?”, bisa kita simpulkan bahwasanya cinta itu terbagi menjadi dua jenis, yaitu cinta yang terpuji dan cinta yang tercela. Imam Ibnul Qayyim, rahimahullah berkata, “Jenis cinta tercela yang paling berat adalah mencintai sesuatu dengan kadar yang sama dengan cinta kepada Allah. Seorang itu telah mencintai sesuatu dan menyamakannya dengan kadar cintanya kepada Allah. Jenis cinta syirik ini merupakan penyebab utama kesengsaraan seorang. Sebaliknya jenis cinta terpuji yang paling besar adalah cinta hanya kepada Allah. Jenis cinta ini adalah penyebab utama kebahagiaan seorang. Mereka yang memiliki cinta ini meski masuk ke dalam neraka karena dosa-dosanya tetapi mereka tidak kekal disana .”[2]
Penyakit cinta yang paling mewabah umat, terutama para pemuda dan pemudi Islam adalah penyakit isyq (mabuk cinta/kasmaran), yang berarti الإفراط في المحبة, kecintaan kepada lawan jenis dengan kadar yang berlebihan[3]. Betapa banyak orang yang terfitnah dengan jenis cinta ini.
Renungkanlah kondisi kebanyakan orang yang dirundung cinta buta ini. Jika kita menimbang sisi keimanan dan ketauhidan yang mereka miliki dengan kondisi kecintaan yang menimpa mereka, maka timbangan atau jika kita mengukur keridhaan Allah dan rasul-Nya, maka timbangan antara keridhaan Allah dan rasul-Nya dengan keridhaan diri seorang yang mencintai kekasihnya tersebut akan sama beratnya. Bahkan sebagian pemabuk cinta secara terang-terangan lebih mencintai kekasihnya daripada menauhidkan Allah. Salah seorang dari mereka mengatakan,
يترشفن من فمي رشفات … هن أحلى فيه من التوحيد
“Perempuan-perempuan itu menghisap mulutku lebih nikmat daripada menauhidkan Allah.”
Yang lain mengatakan ia lebih bersyahwat kepada kekasihnya daripada rahmat Allah, dia mengatakan,
وصلك أشهى إلى فؤادي … من رحمة الخالق الجليل
“Berhubungan denganmu lebih aku senangi di hatiku daripada rahmat Allah, sang Pencipta yang Agung.”
Oleh karenanya, cinta buta ini tidak hanya menghantarkan seorang kepada kemaksiatan, bahkan cinta ini terkadang menghantarkan kepada kesyirikan dan kekafiran. Jika ia menjadikan kekasihnya sebagai tandingan selain Allah, berarti ia telah mencintainya dengan kadar yang sama dengan kecintaannya kepada Allah. Inilah kecintaan yang mengandung kesyirikan. Demikian pula, jika cintanya kepada sang kekasih melebih kecintaannya kepada Allah, maka cintanya ini merupakan jenis dosa cinta kesyirikan, keduanya tidak akan diampuni Allah karena termasuk syirik yang paling besar, kecuali dia bertobat.
Salah satu tanda kesyirikan dalam cinta ini adalah dia lebih mengutamakan keridhaan dan kesenangan orang yang dicintainya daripada keridhaan dan kesenangan Allah. Jika antara kepentingan Allah dan kepentingan yang dicintainya bertentangan, ia lebih menaati orang yang dicintainya daripada taat kepada Allah. Ia memberikan kepada yang dicintainya sesuatu yang lebih berharga dan tidak memberikannya kepada Allah.[4]
Oleh karena bahayanya yang teramat besar, salah seorang ulama pernah mengatakan,
لئن أبتلى بالفاحشة مع تلك الصورة أحب إلى من أن أبتلى فيها بعشق يتعبد لها قلبي ويشغله عن الله
“Saya lebih suka ditimpa musibah dosa melakukan kekejian daripada aku ditimpa dosa ‘isyq (cinta buta), sehingga hatiku beribadah kepadanya dan melalaikan diriku dari Allah.”[5]
Dampak Negatif Mabuk Cinta
Seorang yang tertimpa kasmaran (mabuk cinta) akan mengalami berbagai mafsadah (kerusakan), baik dalam hal dunia maupun agama. Imam Ibnul Qayyim rahimahulah menyebutkan beberapa mafsadah tersebut dalam kitabnya, Al Jawabul Kaafi. Berikut diantaranya,
  • Dia akan disibukkan dengan mengingat-ngingat makhluk dan mencintainya dari kesibukan dzikir dan cinta kepada Allah. Kedua dzikir dan cinta ini tidak mungkin menyatu dalam hati seorang karena keduanya akan saling bertarung dan yang akan menguasai adalah yang paling dominan.
  • Hatinya akan tersiksa karena objek yang dicintainya; karena barangsiapa yang mencintai selain Alah, ia akan tersiksa dengannya. Cinta buta meski terkadang dinikmati oleh pelakunya, namun pada hakekatnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat.
  • Hatinya tertawan dan terhina dalam genggaman orang yang dicintainya. Namun karena ia mabuk cinta, ia tidak merasakan musibah yang menimpanya, seperti anak burung dalam genggaman anak kecil yang mempermainkan burung kecil itu.
  • Ia disibukkan oleh kekasihnya sehingga lalai terhadap urusan agama dan dunianya. Tidak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia melebihi orang yang sedang dirundung mabuk cinta. Ia menyia-nyiakan maslahat agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalau pun dia beribadah kepada Allah, dia akan melaksanakannya dengan hati yang lalai dari mengingat Allah, dia beribadah namun hatinya tertuju kepada kekasihnya.
  • Jika kekuatan setan menguasai seorang, ia akan merusak akal dan memberikan rasa was-was. Bahkan orang yang tertimpa ‘isyq mungkin tidak ada bedanya dengan orang gila. Dia tidak menggunakan akalnya secara layak. Padahal yang paling berharga bagi manusia adalah akal, yang akan membedakan antara dirinya denan binatang. Apa yang membuat gila seorang pria dalam kisah Laila Majnun atau orang yang sepertinya kalau bukan mabuk cinta? Hal ini seperti kata penyair,
قالوا جننت بمن تهوى فقلت لهم … العشق أعظم مما بالمجانين
العشق لا يستفيق الدهر صاحبه … وإنما يصرع المجنون في الحين
Mereka bilang, “Kamu tergila-gila dengan orang yang kau cintai?”
Aku pun menjawab, “Cinta buta lebih dahsyat daripada orang gila.”
Orang yang terserang cinta buta tidak akan tersadar sepanjang masa
Sementara orang gila akan siuman dari kegilaannya
  • Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi kepekaannya, baik indera yang kongkrit maupun yang abstrak. Kerusakan indera maknawai (abstrak) akan mengikuti rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain seperti mata, lisan, telinga juga turut rusak. Artinya dia akan melihat yang keburukan kekasihnya sebagai sesuatu yang baik.
Mata hati akan buta melihat keburukan dan kekurangan orang atau sesuatu yang dicintainya, sehingga mata fisiknya tidak mampu melihat hal itu. Telinganya akan tuli mendengarkan celaan orang kepada orang yang dicintainya.
Berbagai kesenangan dan perasaan cinta buta akan menutup kekurangan dan aib, sehingga jika kesenangannya hilang dia akan melihat aib-aib itu. Semakin kuat kecintaan orang maka semakin pekat kegelapan yang menutup matanya sehingga tidak mampu melihat sesuatu dalam bentuk sebenarnya. Kata seorang penyair,
هويتك إذ عينى عليها غشاوة … فلما انجلت قطعت نفسي ألومها
“Kecintaanku kepadamu menutup mataku
Namun ketika terlepas cintaku, semua aibmu menampakkan diri”
  • Seperti yang disebutkan bahwa ‘isyq adalah berlebihan dalam mencintai, sehingga orang yang dicintainya sudah pada tingkat menguasai dan mengendalikannya. Ia selalu terpikir dengannya dan tidak pernah hilang dari dirinya. Itu artinya kekuatan jiwanya hanya digunakan untuk cintanya. Sehingga kekuatan untuk hidupnya hati dan kekuatan emosionalnya tidak berfungsi. Kalau fungsi ini tidak digunakan, maka fisik dan ruhnya akan terserang berbagai penyakit yang sulit disembuhkan.
Penyebab Cinta Buta
Setiap penyakit tentu ada penyebabnya. Orang yang berakal tentu berusaha untuk mencari penyebab penyakit tersebut sebagai upaya pencegahan. Demikian pula penyakit mabuk cinta, tentu ada penyebabnya. Kami sebutkan beberapa penyebab mabuk cinta/cinta buta secara ringkas kepada anda.
  1. Berpaling dari Allah
  2. Ketidaktahuan seorang tentang bahaya yang akan muncul karena mabuk cinta. Barangsiapa yang tidak mengetahui bahayanya niscaya akan terjerumus dalam kubangan cinta.
  3. Kekosongan hati. Inilah faktor terbesar yang menyebabkan seorang terjangkit penyakit isyq. Ibnu ‘Uqail pernah mengatakan, “Tidaklah penyakit asmara akan muncul kecuali atas orang yang suka melamun dan menganggur. Jarang sekali orang yang memiliki kesibukan terjangkit penyakit ini, baik kesibukan dalam bentuk memproduksi barang-barang ataupun berniaga. Apalagi seorang yang disibukkan dengan ilmu syar’i ataupun hukum syar’i.”[6]
  4. Media informasi yang merusak.
  5. Taklid buta.
  6. Pamer kecantikan atau tabarruj (bersolek ala jahiliyah)
  7. Mengumbar pandangan mata
Pandangan mata ibarat anak panah yang dilepaskan iblis sebagaimana yang terdapat dalam hadits. Siapa saja yang melepaskan pandangan tanpa kendali, niscaya akan merugi selamanya. Hal yang paling berbahaya bagi hati adalah melepaskan pandangan tanpa kendali. Sebab hal itu akan mendorong seorang untuk selalu mencarinya dan tidak akan mungkin untuk sabar menahan diri. Oleh karenanya syari’at ini memerintahkan umatnya untuk menundukkan pandangan. Apalagi model-model wanita zaman sekarang mengharuskan para pria untuk menjaga pandangan mereka.
Obat Cinta Buta[7]
Mengenai cinta buta ini, Ibnul Qayyim telah menyebutkan obatnya,
Pertama, untuk mengobati cinta buta ini seorang harus mengetahui bahwa yang menimpanya adalah sesuatu yang bertentangan dan menafikan tauhidnya kepada Allah. Ia juga harus menyadari bahwa ia melakukan semua itu adalah karena kelalaian hatinya kepada Allah. Oleh karena itu, ia harus mengetahui dan menyadari untuk bertauhid kepada-Nya, sunnah-sunnah-Nya dan bukti-bukti kekuasaan Allah.
Kedua, melakukan berbagai ibadah lahir dan batin sehingga hati dan pikirannya senantiasa berpikir kepada ibadah-ibadah tersebut. Hendaklah ia memperbanyak kembali dan mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh ketundukan, rendah diri dan keikhlasan. Tidak ada obat yang paling efektif daripada ikhlas hanya kepada Allah. Allah ta’ala menyebutkan ini di dalam Al Qur-an,(yang artinya),
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (Yusuf: 24).
Dalam ayat di atas,Allahya’ala menyelamatkan nabi Yusuf dikarenakan beliau adalah seorang hamba yang mukhlas (ikhlas dalam beribadah kepada-Nya).
Waffaqaniyallahu wa iyyakum

Rabu, 20 April 2011

Uluran Tangan yang Luhur

“ Tangan boleh menjadi penyebab dari banyak hal yang berhubungan dengan urusan-urusan maknawiyyah dan ghaibiyyah dan juga memiliki pengaruh yang luas dan jelas di tengah-tengah masyarakat. Maka dari situ, datanglah syariat yang suci kepada kita, yang membawa ajaran menghulurkan tangan untuk bersalaman sesama Muslim. Dan dijadi hal yan...g demikian itu suatu sebab bagi urusan yang berkaitan dengan hati, iaitu menghilangkan kedengkian di dalam hati.
Rasulullah bersabbda : "Saling bersalamanlah kalian, maka akan hilang rasa dengki dari hati-hati kalian".
( Guru Mulia al-‘Allamah al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz ibn Syeikh Abu Bakar bin Salim )
 

Mutiara Nasehat al-Habib Umar bin Hafidz


1. Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah2. Barang siapa Semakin mengenal kepada allah niscaya akan semakin takut.
3. Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung.
4. Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.
5. Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.
6. Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini.
7. Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya.
8. Sebaik-baik nafsu adalah yang dilawan dan seburuk-buruk nafsu adalah yang diikuti.
9. Tanpa menahan hawa nafsu maka manusia tidak akan sampai pada Tuhannya sama sekali dan kedekatan manusia terhadap Allah menurut kadar pembersihan jiwanya.
10. Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.
11. Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.
12. Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian) , lebih baik daripada melihat arsy dan seisinya seribu kali.
13. Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah)
14. Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.
15. Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.
16. Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat dari sujudnya.
17. Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.
18. Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih- Nya.
19. Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan adat darinya.
20. Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi.
21. Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq.
22. Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman.
23. Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam.
24. Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
25. Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.
26. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.
27. Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.
28. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.